A.
Mesin
Penggerak Kapal MT. CONCERTINA
Mesin
penggerak utama yang digunakan pada kapal MT. CONCERTINA adalah mesin diesel 2
tak. Motor diesel 2 tak adalah motor diesel yang setiap 2 langkah torak atau 1
putaran poros engkol akan dihasilkan oleh 1 usaha/tenaga untuk memutar poros
engkol.
Langkah-langkah tersebut
1.
Langkah
I
Torak bergerak dari TMB
menuju TMA, pada 500 sebelum dan sesudah TMB terjadi proses
pengeluaran udara dan pengisian udara terjadi pada 350 sebelum dan
sesudah TMB kemudian udara yang masuk dimampatkan (dikompresikan).
2.
Langkah
II
100 sebelum TMA
s/d 100 sesudah TMA dikabutkan minyak bahan bakar sehingga
terjadilah pembakaran/ledakan idi dalam ruang kompresi. Torak bergerak dari TMA
menuju TMB sebagai langkah usaha
sepanjang 1300 yang bertenaga untuk memutar poros engkol.
Dibandingkan
dengan motor diesel 4 tak maka pada motor diesel 2 tak disimpulkan bahwa
proses/langkah pemasukan udara dan langkah pembuangan gas bekas pembakaran
disatukan dalam proses pembilasan. Secara teori perhitungan maka motor diesel 2
tak berharap diesel 4 tak dengan ukuran dan langkah torak yang sama dan waktu
yang
sama akan dihasilkan daya yang lebih besar yaitu 2 kalinya. Tetapi proses
pembilasan serta proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder tidak sempurna
dibanding motor diesel 4 tak sehingga daya yang didapat hanyalah antara 1,6 s/d
1,8 kalinya.
yang
sama akan dihasilkan daya yang lebih besar yaitu 2 kalinya. Tetapi proses
pembilasan serta proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder tidak sempurna
dibanding motor diesel 4 tak sehingga daya yang didapat hanyalah antara 1,6 s/d
1,8 kalinya.

Gambar 1.
Langkah kerja pada motor diesel 2 tak
B.
System
Pembilasan pada Motor Diesel 2 Tak
1.
Type
System Pembilasan
Seperti kita
ketahui bahwa pada motor diesel 2 tak pembilasan gas buang oleh udara tidak
menghasilkan pembilasan yang maksimum di mana masih terdapatnya sisa-sisa gas
pembakaran di dalam ruang silinder akan mengakibatkan tidak/kurang sempurnanya
bahan bakar sehingga pemakaian bahan bakar yang boros tiap HP jam maka oleh
beberapa maker/ pabrik pembuat mesin telah di design beberapa type system
pembilasan antara lain:
a.
Pembilasan
melintang/ Cross scavenging atau direct scavenging
b.
Pembilasan
memutar/ Loop scavenging
c.
Pembilasan
membalik/ Reverse scavenging
d.
Pembilasan
memanjang/ Uniflow scavenging
2.
Sistem
Pembilasan yang Paling Unggul
Diantara
beberapa sistem pembilasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembilasan
memanjang/ uniflow scavenging dapat dianggap yang terbaik dengan alasan:
a.
Udara
pembilasan bergeak 1 kali sedangkan type yang lain 2 kali.
b.
Udara
pembilasan bergerak atau mengalir dari bawah ke atas sehingga pembilasan
mencapai lebih dari 90% karena tidak adanya sudut-sudut mati.

Gambar 2.
Macam-macam Pembilasan pada Motor Diesel 2 Tak
C.
Pentingnya
Pendinginan pada Mesin Induk
Telah
diketahui bahwa suatu usaha akan menimbulkan energi dan dari energi tersebut
ada yang dinamakan tenaga. Tenaga tersebut digunakan untuk memutar poros
baling-baling dan diteruskan ke baling-baling. Dari proses tersebut maka
timbullah suatu panas. Listrik menjaga agar panas yang terjadi tidak melampaui
batas, maka dilakukan pendinginan.
Apabila
panas tersebut dibiarkan maka akan berakibat kerusakan. Kerusakan yang
diakibatkan panas tersebut antara lain merusak dinding ruang bakar, kerusakan
katup-katup, torak dan kemacetan cincin torak. Dan kerusakan tersebut akan
mengakibatkan jalannya mesin induk tidak maksimal. Pendinginan merupakan
kebutuhan tetapi juga ditinjau dan segi pemanfaatan energi panas, karena energi
panas yang diserap dalam pendingin tersebut hendaklah sekecil-kecilnya dan
diusahakan temperature silindernya yang optimal.
Jadi
pengertian pendinginan adalah usaha di mana untuk menjaga supaya temperature di
dalam mesin induk stabil.
Pada
pembakaran yang terjadi di dalam mesin induk kapal mencapai temperatur yang
sangat tinggi yaitu mencapai 1.5000C. Karena proses tersebut terjadi
berulang-ulang maka pada dinding silinder, kepala silinder, piston, katup dan
beberapa bagian lainnya menjadi panas, sehingga pada minyak lumas terutama yang
membasahi dinding silinder akan menguap dan akhirnya terbakar bersamaan dengan
bahan bakar. Karena ini pada mesin induk kapal yang mempunyai temperature yang
tinggi maka perlulah bagian-bagian mesin tersebut mendapat pendinginan agar
mesin induk temperaturnya sesuai dengan kekuatan material dan kondisi operasi
agar tetap baik.
Kekuatan
material tersebut akan menurun sejalan dengan naiknya temperatur, maka agar
temperature ini stabil maka perlu adanya pendinginan.
D.
Fungsi
Pendinginan pada Mesin Induk
Fungsi
pendinginan pada mesin induk adalah untuk mencegah berkurangnya kekuatan
material dan perubahan-perubahan bentuk dari bagian mesin induk kapal, karena
adanya panas yang timbul secara terus menerus dari mesin induk, maka sering
terjadi kerusakan yang selanjutnya mesin induk tidak dapat bekerja
sebaik-baiknya.
Bila
panas tidak diambil dan tidak didinginkan dengan sebaik-baiknya, maka akan
menyebabkan mesin menjadi rusak.
Oleh
karena itu perlu adanya suatu pendinginan untuk mencegah kerusakan-kerusakan
daripada bagian, motor-motor itu. Meskipun demikian suhu dan bagian-bagian
mesin tetap dijaga dalam batas-batas sehingga bagian-bagian mesin dapat bekerja
dengan baik.
E.
Bagian
mesin Induk yang Perlu Didinginkan
Bagian
dimaksud dengan pendinginan ialah lewatnya bahan pendingin ke dalam
bagian-bagian mesin induk yang sedang beroperasi. Bagian-bagian yang perlu
didinginkan antara lain:
1.
Cylinder
Jacket
Pada
pendinginan ini air pendingin menggunakan sistem tertutup. Pada suhu 450 –
560 C air masuk ke dalam tiap-tiap silinder. Pada pendinginan ini
air pendingin masuk dari bawah mesin induk kemudian ke atas, yang dimaksudkan
dalam hal ini bila air pendingin masuk melalui bagian dari atas sehingga
mengakibatkan retaknya silinder. Air pendingin mengelilingi silinder dan keluar
ke lubang pembuangan dengan suhu + 600C.
2.
Torak
Untuk mendinginkan
torak (piston) menggunakan media minyak lumas. Minyak lumas dari sump tank oleh
pompa hisap melewati saringan saringan tekan masuk ke mesin. Minyak lumas
mengalir melewati metal duduk ke shaft main engine. Dengan lubang yang ada
minyak lumas masuk ke batang engkol sampai ke piston head, minyak lumas
disemprotkan dan menyebar hingga mengenai dinding piston bagian dalam untuk
mendinginkan piston. Sebagian minyak lumas jatuh melumasi batang engkol,
sebagian keluar melalui lubang-lubang pelumasan yang ada pada piston. Dengan
melalui ring oli minyak lumas ke atas untuk melumasi antara piston dan cylinder
liner. Setelah proses pendinginan dan pelumasan minyak lumas jatuh ke carter
dan kembali ke sump tank.
3.
Injector
(Pengabut Bahan Bakar)
Karena di
sekitar injector panas akibat berhubungan langsung dengan ruangan pembakaran.
Dalam sistem ini dipakai sistem terbuka di mana air sesudah mendinginkan
injector terus keluar.
Perlunya
pendingin alat-alat pengabut bila lubang injectornya sempit, maka alat pengabut
yang terkena suhu pembakaran yang tinggi menjadi terlalu panas sehingga timbul
pembentukan arang kokas, sehingga minyak lumas ini bisa masuk secara langsung
ke bagian yang terkena panas.
4.
Katup
Gas Buang
Pada katup gas
buang, media pendingin dengan menggunakan air. Perlunya pendinginan pada katub
gas buang agar katub tidak terlalu panas yang disebabkan suhu pada gas buang
akibat pembakaran. Katup gas buang dapat berwarna hitam pekat disebabkan pada
penyemprotan kurang tepat sheingga bahan bakar tidak terbakar secara sempurna.
Sebagian dan bahan bakar tersebut belum terbakar sehingga keluar lewat cerobong
masih belum terbakar sebelumnya. Pembakaran yang tidak sempurna tersebut juga
dapat disebabkan penyemprotan injector yang terlalu rendah dan kurangnya udara
karena kebocoran gas dari katup gas buang.
5.
Cylinder
Head
Pada cylinder
head media pendingin menggunakan air. perlunya pendingin pada cylinder head
karena merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan pembakaran. Apabila
cylinder head tidak didinginkan maka akan menimbulkan keretakan.
6.
Poros
Engkol
Pada poros
engkol, media pendingin yang digunakan adalah pelumas. Karena gerakan dan poros
engkol yagn bekerja secara berpuar yang menyebabkan bahan atau material menjadi
panas maka perlu didinginkan agar tidak terjadi kerusakan.
F.
Sistem
Air Pendingin Mesin Induk
Agar
mesin diesel dapat bekerja terus-menerus dengan aman dan awet, maka panas yang
diterima oleh komponen-komponen mesin diesel misalnya silinder liner, silinder
kepala, klep gas buang dipindahkan/diserahkan kepada zat pendingin. Ada beberapa pilihan
untuk zat pendingin, tetapi dengan berbagai pertimbangan untuk motor diesel
kapal dipilih air tawar sebagai media pendingin. Selama mesin diesel bekerja
memerlukan pendinginan.
Selain
panas yang ditimbulkan oleh hasil pembakaran bahan bakar, panas juga
ditimbulkan akibat pergesekan antara 2 logam, misalnya poros terhadap metalnya,
ring-ring torak terhadap liner, kepala silang terhadap peluncurannya.
Logam-logam tersebut pada suhu yang tinggi akan cepat aus. Oleh karena itu
panas yang terkandung harus dipindahkan ke media pendingin.
1.
Sistem
air laut pendingin untuk cooler fresh water dan minyak pelumas
Sistem pendingin mesin induk dengan
air laut biasa disebut dengan sistem pendinginan terbuka karena air laut yang
digunakan untuk mendinginkan fresh water dan minyak pelumas mesin langsung
dibuang kembali ke laut.
Adapun cara kerja dari pendinginan ini
adalah:
Air laut dihisap oleh pompa air laut
melalui kotak masuk (a) yang letaknya serendah mungkin pada olengan tetap yang
berada di bawah garis permukaan air. Pada pelayaran dangkal kotak air masuk
(a)A ditutup yang dipakai adalah kotak masuk air atas (b). agar di pelayaran
dangkal lumpur dan pasir tidak masuk ke dalam pompa.
Air laut dipompa sebelumnya melewati
filter terlebih dahulu, kemudian menuju ke pendingin minyak lumas air tawar
kemudian air laut.
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat
gambar berikut:

Gambar 3.
Sistem pendinginan dengan air laut
2.
Sistem
Pendingin Mesin Induk dengan Air Tawar
Sistem
pendinginan main engine dengan menggunakan air tawar sering juga disebut sistem
pendinginan tertutup karena air tawar yang telah digunakan didinginkan kembali
dengan air laut dan kemudian digunakan kembali secara berkelanjutan. Adapun
cara kerja dari sistem pendingin adalah:
Pompa air tawar menghisap air tawar
dari cooler yang sebelumnya telah melewati filter, kemudian masuk ke dalam
mesin induk.
Setelah itu air pendingin yang panas
kemudian didinginkan di dalam cooler dengan media air laut. Dan kemudian
kembali dihisap oleh pompa air tawar. Setelah melewati mesin induk air tawar
akan berkurang maka biasanya ditambahkan air tawar pada penampungan air tawar
(F.W. Expantion Tank). Suhu air tawar yagn masuk ke dalam mesin pada umumnya +
400 C dan yang keluar + 650 C. Sedangkan suhu
maksimum air tawar yang masuk adalah + 450 C.

Gambar 4.
Sistem Pendinginan Mesin Induk Air Tawar (tertutup)
3.
Gambar
Sistem Air Pendingin Mesin Induk

Gambar 5.
Sistem Air Pendingin Mesin Induk
Keterangan:
- Sea
Chest (kotak masuk bawah)
- Sea
Chest (kotak masuk atas)
- Filter
- Pompa
air laut
- Pompa
air tawar
G.
Sistem
Minyak Lumas Pendingin Mesin Induk
Pada
instalasi mesin terutama mesin diesel, sistem pelumas adalah sangat vital
sehingga bila sampai terjadi pelumasan yang tidak sempurna, akan mengakibatkan
kerusakan yang sangat fatal.
1.
Fungsi
Pelumasan Bagi Motor Diesel
a.
Memperkecil
koefisien gesek yang terjadi sehingga bagian-bagian yang saling bergesekan
tidak menjadi aus, motor bekerja lebih lancar dan suara motor akan lebih halus.
b.
Mendinginkan
bagian-bagian motor yang saling bergesekan (ring-ring torak terhadap silinder
liner, poros-poros terhadap metal/bantalan-bantalannya, kepala silang terhadap
pelurusnya) selanjutnya panas yang terkandung dalam minyak diserahkan ke air
laut pendingin dalam L.O. Cooler.
c.
Membersihkan
bagian-bagian dalam diri mesin (jelaga, bermacam-macam metal sediment) yang
selanjutnya akan ditahan difilter/strainer atau dibersihkan di dalam L.O.
Purifier/ Separator.
2.
Cara
Kerja
Pendinginan
dengan minyak lumas adalah pendinginan dengan minyak lumas sambil melumasi
piston-piston dan bagian bawah dan pada piston. Adapun cara kerja dari sistem
ini adalah:
Minyak lumas
dan L.O sump tank melewati filter hisap dan dihisap oleh pompa. Minyak lumas
masuk ke L.O. Cooler untuk didinginkan oleh air laut selanjutnya melewati
filter tekan masuk ke mesin induk. Setelah dipakai oleh mesin induk minyak
lumas jatuh ke karter kemudian masuk ke sump tank. Apabila minyak lumas kotor
dibersihkan di separator yang dihisap oleh pompa roda gigi. Sebelum minyak
masuk ke separator sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu dengan uap LO Heater
Tank, setelah minyak bersih lalu kembali ke sump tank dan dihisap oleh Pompa
Hisap. Untuk melumasi dan mendinginkan mesin induk, begitu seterusnya. Untuk
lebih jelas lihat gambar:

Gambar 6.
Sistem Pendingin Minyak Lumas
Keterangan:
a.
L.O
Cooler f. Sump Tank
b.
Mesin
Induk g. L.O. Stotrage Tank
c.
Pompa
Minyak Lumas h. Separator
d.
Filter
Hisap i. Pompa Roda Gigi
e.
Filter
Tekan j. L.O. Heating Tank
3.
Perawatan
terhadap minyak lumas dalam sistem
Minyak pelumas dalam sistem dijaga:
a.
Jumlah/volumenya,
jika sewaktu jaga ternyata kurang segera ditambah untuk tidak cepat menjadi
encer dan menghitam.
b.
Viscositas/kekentalan
apabila sudah terlalu encer/jam kerjanya sudah habis agar segera diganti yang
baru.
c.
Jangan
sampai tercampur dengan air tawar/air laut ataupun bahan bakar/solar. Tercampur
dengan air mengakibatkan terjadinya proses korosi. Tercampur dengan bahan bakar
mengakibatkan turunnya kadar kekentalan sehingga hilangnya filmminyak dan
metal-metal akan segera hancur.
4.
Gejala-gejala/indicator
bahwa minyak pelumas sudah menjadi rusak dan tidak boleh dipakai lagi.
a.
Minyak
pelumas sistem berwarna keputih-putihan seperti susu dimungkinkan tercampur
dengan air tawar, agar diperiksa keadaan silinder liner (mungkin ada kebocoran)
atau air tawar pendingin injector atau untuk kapallama agar diberikan sistem
teleskop pendingin torak.
b.
Minyak
pelumas sistem berwarna kehijau-hijauan seperti lumpur cair, dimungkinkan
tercampur dengan air laut, agar diperiksa got kamar mesin mungkin banjir dan
masuk ke L.O sump tank atau periksa L.O Cooler mungkin bocor.
c.
Minyak
pelumas dalam sump tank terlalu banyak, tetapi encer dan berbau solar, agar
diperiksa pengabut bahan bakar/injector yang mungkin bocor pada nozzlenya
selanjutnya minyak tidak terbakar dan mengalir ke kotak engkol ditarik oleh
scrap oil ring.
d. Minyak dapat berwarna hitamdan cepat
encer dimungkinkan ring-ring torak yang sudah lemah/aus/bocor ataupun
jumlah/volume minyak lumas dalam sump tank sering kurang dan terlambat menambah
jumlahnya.
H.
Pendinginan
1.
Macam-macam
pendinginan
a.
Pendinginan
udara
Pendinginan dengan udara
terdapat pada mesin/motor yang bertekanan rendah, yang silinder mantelnya
memakai rusuk-rusuk seperti yang terdapat pada kapal terbang dan sepeda motor
karena udara banyak dan mudah didapatnya.
b.
Pendinginan
dengan air tawar
Pendinginan untuk
silinder-silinder, tutup silinder dan piston (torak) melalui pipa telescope.
c.
Pendinginan
dengan air laut
Pendinginan untuk
silinder-silinder dan tutup silinder (cylinder kop).
d.
Pendinginan
dengan minyak lumas
Ialah pendinginan dengan
minyak lumas sambil melumasi piston-piston dan bagian bawah daripada piston.
e.
Pendinginan
dengan bahan bakar
Ialah pendinginan dari
bahan bakar itu sendiri untuk pendinginan plunyer dan pompa bahan bakar (pengabut).
Perbandingan tiap media pendingin:
a.
Air
tawar: + Panas jenis tinggi
+ Viskositas rendah
+ Kandungan garam sedikit
-
Mahal
-
Dapat
korosi
-
Perlu
instalasi khusus
-
Dapat
berkontaminasi dengan minyak lumas
b.
Minyak
lumas: + Tidak perlu instalasi khusus
+ Tidak korosi
+ Tidak terjadi kontaminasi
-
Mahal
-
Sulit
didapat
-
Viskositas
tinggi
-
Panas
jenis rendah
c.
Air
laut: + Tidak perlu beli
+ Mudah didapat
+ Panas jenis rendah
-
Mudah
korosi
-
Terdapat
karat
-
Kontaminasi
-
Perlu
instalasi khusus
d.
Udara
: + Tidak perlu beli
+ Tersedia setiap saat
-
Kurang
efektif
-
Perlu
peralatan khusus
2.
Bahan
pendingin untuk mesin induk MT. CONCERTINA
Di atas kapal MT. CONCERTINA, untuk
pelumasan mesin induknya digunakan 3 (tiga) macam pendinginan yang dapat
penulis temui, yaitu:
a.
Air
laut
Bahan
pendingin ini tidak digunakan untuk mendinginkan mesin induk pada MT.
CONCERTINA. Bila untuk mendinginkan itu dipakai air laut, maka hal yang
membahayakan dari pendinginan itu adalah sulit sekali membuat titik-titik putar
tetap rapat dan sekaligus mendapat pelumasan yang cukup. Apabila terjadi
kebocoran, maka air laut akan tercampur dengan minyak mesin sehingga akan
menimbulkan kerusakan pada ruang engkol.
1)
Kelebihan
dari bahan air laut pendingin
a)
Tidak
perlu beli dan mudah didapat
b)
Panas
jenis rendah
c)
Sistem
lebih sederhana, tidak perlu tank ekspansi atau cooler sehingga biaya lebih
murah
2)
Kekurangan
dari bahan pendingin air laut
a)
Pada
suhu lebih dari 500C akan menjadi kerak-kerak garam yang akan
mempersempit pipa.
b)
Resiko
terhadap proses korosi sangat besar sehingga motor akan lebih cepat rusak.
c)
Resiko
berlayar di daerah dingin, maka pengaturan suhu air masuk motor sulit diatur
karena suhu air laut terlalu rendah sehingga silinder liner dapat retak karena
perbedaan suhu yang tinggi antara di dalam silinder dan di luar silinder liner.
b. Air
Tawar
Bahan
pendingin jenis ini digunakan di MT. CONCERTINA untuk mendinginkan mesin induk
dan mesin bantu. Bahan pendingin ini mempunyai sedikit sekali sifat yang
menyebabkan korosi dan kerak, sehignga sangat tepat digunakan untuk semua mesin
induk atau mesin bantu di kapal. Hanya saja harganya terlalu mahal sehingga
digunakan siklus tertutup.
1)
Keuntungan
dari penggunaan bahan ini
a)
Dengan
media air tawar maka resiko terhadap korosi dapat dicegah dengan perawatan air.
b)
Pengaturan
suhu masuk dan suhu keluar dari air pendingin lebih mudah diatur lewat cooler.
2)
Kekurangan
dari penggunaan bahan ini
a)
Ketergantungan
terhadap persediaan air tawar pendingin
b)
Harga
air tawar yang mahal
c)
Sistem
penataan pipa menjadi lebih mahal, karena adanya cooler, tanki efisiensi
ekspansi dan pipa-pipanya
c.
Minyak
lumas
Bahan
ini digunakan untuk melumasi juga sebagai bahan pendingin karena minyak lumas
memiliki sifat-sifat bahan pendingin. Oleh karena itu minyak lumas memiliki
sifat-sifat yang penting antara lain: titik beku, titik nyala, kekentalan dan
lain-lain.
3.
Perawatan
Sistem pendingin
Merawat sistem air pendingin
a.
Tanki
ekspansi air pendingin periksa tiap hari
kerja
b.
Sirkulasi
air pendingin periksa tiap hari
c.
Pompa
pendingin diberi gemuk tiap 50 jam
d.
Remes
packing pompa air pendingin diperiksa tiap 250 jam
e.
Overhaul
pompa pendingin tiap 200 jam
f.
Cooler
air tawar disogok tiap 500 jam
I.
Jenis-jenis
Gangguan dan Perbaikan pada Cooler
1.
Untuk
tipe dengan pipa-pipa pendingin
a.
Gangguan
secara umum
1)
Pipa-pipa
air tawar buntu karena tersumbat kotoran
2)
Pipa-pipa
bocor atau sobek sehingga air laut yang berada di luar pipa akan masuk ke dalam
sistem sirkulasi air tawar
3)
Sirkulasi
air pendingin tidak lancar karena pompa hisap atau tekan yang dimasukkan kurang
b.
Perbaikannya
1)
Bila
pipa-pipa buntu, maka cooler dibuka kemudian pipa-pipa air tawar ditekan dengan
rotan/disogok.
2)
Bila
pipa-pipa bocor maka pipa yang bocor itu kita isolasi dengan penyumbat yang
kedap pada ujung-ujungnya sehingga air laut tidak masuk ke pipa-pipa yang bocor.
3)
Bila
sirkulasi tidak lancar karena pompa isap atau tekanannya kurang maka kita harus
memperbaiki pompa tersebut sehingga tekanannya sesuai, maka sirkulasi air akan
lancar kembali.
2.
Untuk
tipe pendingin dengan plat pendingin
a.
Gangguan
secara umum
1)
Saat
terjadi kebocoran air laut masuk ke dalam sistem sirkulasi air tawar.
2)
Plat-plat
pendingin rusak karena karat sehingga menyumbat sistem pendingin.
3)
Packing-packingnya
rusak sehingga tidak bocor dan terbuang keluar.
4)
Sirkulasi
sistem pendingin tidak lancar karena tekanan pompa kurang.
b.
Perbaikannya
1)
Buka
cooler dang anti sealnya dengan yang baru
2)
Plat-plat
pendingin bersihkan dari karat-karat yang menempel
3)
Bila
packingnya rusak, maka segera kita ganti dengan yang baru dan ikat dengan kuat
4)
Bila
sistem pendingin tidak lancar karena tekanan kurang, maka pompa pendinginnya
yang perlu diperhatikan dan diperbaiki.
3.
Suhu
air pendingin terlalu tinggi
a.
Gangguan
secara umum
1)
Cooler
air tawar buntu
2)
Pendingin
air laut tidak mencukupi
3)
Saringan
air laut kotor
b.
Perbaikannya
1)
Cooler
dibersihkan atau disogok
2)
Cek
pompa pendingin air laut
3)
Cek
saringan bila kotor dibersihkan
J.
Permasalahan
1.
Seringkali
perwira/juru minyak ataupun kadet kurang memperhatikan sisem pendukung
pengoperasian mesin.
2.
Kurangnya
perawatan pada sistem pendinginan pada mesin induk.
3.
Kurangnya
kesadaran untuk melakukan pengecekan pada sistem pendingin mesin induk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar