download serba-serbi aneka konten

Breaking

Sabtu, 19 Januari 2019

Contoh PKM


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. PENEGASAN ARTI JUDUL
1.1.1.      Perawatan adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang perlu dilaksanakan terhadap seluruh obyek baik non teknik meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat berfungsi dengan baik, maupun teknik meliputi suatu material atau benda yang bergerak ataupun benda yang tidak bergerak sehingga material tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan standar internasional. (Jusak J.H., 2005: I 34).
1.1.2.      Sistem adalah suatu unsur perawatan yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. (Depdikbud, 1990:840)
1.1.3.      Bahan bakar adalah suatu benda ( berbentuk padat cair atau gas ) yang merupakan sumber dan mengandung panas yang bisa diubah menjadi tenaga. (Sukoco, 2008,90)
1.1.4.      Mesin adalah suatu perkakas untuk menggerakkan, yang digerakkan oleh motor penggerak yang menggunakan bahan bakar minyak dantenaga alam.(Depdikbud, 1990).
1.1.5.     
1
Diesel adalah motor yang termasuk pada kelompok mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine, dimana untuk menghasilkan tenaga" motor tersebut melakukan proses pembakaran bahan bakar di dalam mesin itu sendiri. untuk menghasilkan tenaga motor diesel menggunakan energi  panas yang terkandung dalam bahan bakar. (Sukoco, M.pd, 2008:65).
1.1.6.      Mesin Induk adalah sebuah alat yang mendapat tenaga yang diperlukan untuk melakukan usaha , dari panasyang ditimbulkan oleh suatu bahan bakar.
1.1.7.      Kapal adalah suatu kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut , sungai dan sebagainya (Boenarto, 1990:145).
1.1.8.      Lct Putri Sritanjung adalah tempat taruna melaksanakan praktek. Dengan demikian maksud dari judul di atas adalah serangkaian aktivitas perawatan dalam sistem bahan bakar pada mesin diesel di LCT Putri Sritanjung.

1.2. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
1.2.1        Dari segi Terapan
Untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di bangku kuliah agar dapat  dipadukan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
1.2.2        Dari Segi Ilmiah
Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pelayaran khususnya mengenai sistem bahan bakar pada mesin induk kapal dan memberikan penjabaran teori yang didapat oleh penyusun selama di bangku kuliah dengan kenyataan yang sebenarnya di lapangan.
1.2.3        Dari Segi Praktis
Untuk mendalami dan mensosialisasikan permasalahan sistem bahan bakar mesin diesel dimana ini merupakan langkah modal dasar untuk menghadapi dunia kerja, dan ikut membantu dalam memecahkan masalah yang timbul khususnya pada sistem bahan bakar mesin diesel.

1.3.      LATAR BELAKANG MASALAH
            Untuk menjaga supaya mesin utama kapal dapat dioperasikan secara optimal dibutuhkan suatu perawatan yang berkelanjutan, salah satunya pada sistem bahan bakar guna menunjang agar mesin utama dapat beroperasi dengan baik, sehingga mesin utama dapat digunakan untuk jangka waktu tertentu.
              Namun  kenyataanya masih banyak mesin utama kapal yang digunakan dalam waktu yang tidak sesuai target, salah satu penyebabnya adalah kurangnya perawatan sistem bahan bakar  pada mesin utama yang tidak sesuai dengan standar perawatan yang telah ditentukan. Apabila pada semua sistem dilakukan dengan baik oleh tenaga ahli akan mempengaruhi masa operasi komponen-komponen mesin utama lebih lama, mengantisipasi kerusakan yang parah dan menjaga agar tidak terjadi gangguan pada waktu operasional.Pengoperasian mesin diesel tanpa didukung dengan sistem bahan bakar  yang  baik, maka mesin akan cepat rusak dikarenakan suplay bahan bakar yang tidak sesuai dengan standar. maka penulis ingin mengetahui dan memperdalam tentang aktivitas perawatan sistem bahan bakar padakapal Lct Putri Sritanjung di Perusahaan Pelayaran Banyuwangi Sejati (PBS).

1.4.      RUMUSAN MASALAH
Bagaimana aktivitas perawatan sistem bahan bakar pada kapal Lct Putri Sritanjung di PerusahaanPelayaran Banyuwangi Sejati (PBS)?


1.5.      TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN
1.5.1.      Dari Segi Akademik
Sebagai salah satu kewajiban untuk memenuhi kurikulum dan sebagai syarat untuk  program D III  jurusan teknika di Akademi Maritim Yogyakarta.
1.5.2.      Dari Segi Ilmiah
Menambah serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh diakademi dan dipadukan dengan kegiatan sebenarnya yang berada di lapangan.
1.5.3.      Dari Segi Umum
Dengan praktek kerja Taruna dilatih agar lebih terampil dalam menangani masalah permesinan khususnya mengenai sistem bahan bakar mesin diesel dan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja yang professional.

1.6. MANFAAT PENYUSUNAN LAPORAN
1.6.1        Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
1.6.1.1. Menambah pengetahuan dibidang permesinan kapal
1.6.1.2.  Menambah referensi yang akan berguna bagi taruna untuk melaksanakan pratek kerja
1.6.1.3   Menambah pengetahuan yang bersifat umum pada setiap perawatan dan perbaikan mesin.
1.6.1.4   Membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul pada mesin induk di kapal.


1.7. TINJAUAN TEORITIS
1.7.1        Pengertian Mesin Diesel
Mesin diesel ditemukan pertama kali oleh orang berkebangsaan Jerman, Rudolf Diesel pada tahun l898. Dalam sejarah perkembangan mesin diesel tetap unggul sebagai mesin penggerak mesin kapal,kereta api, mesin-mesin pabrik dan lainnya. Dipandang dari segi ekonomi, mesin disel dikenal mempunyai efisiensi yang tinggi dari pada mesin-mesin bensin yang menggunakan bahan bakar sedikit untuk penyediaan daya yang sama dan pemakaian bahan bakar motor diesel 25% lebih hemat dibanding motor bensin (P. Van Maanen, 1990:45)
Mesin disel memiliki tenaga lebih besar di banding mesin bensin Mesin diesel dipandang dari segi teknisnya adalah merupakan jenis mesinyang cara penyalaan bahan bakar dilakukan dengan penyemprotan bahan bakarke dalam kompresi dan udara bertekanan inilah kerja dilakukan dalam mesin.Dibandingkan motor bensin, motor diesel merniliki beberapa kelebihan dan kekurangan kelebihan motor diesel dibandingkan dengan motor bensin.
1.7.1.1  Jangka waktu yang lebih lama karena tidak menggunakan komponen pengapian seperti busi, koil, kondensor, karena ini peka terhadap panas yang tinggi dan lama.
1.7.1.2  Perawatan mesin diesel relatif lebih mudah karena jika sistem bahanbakar tidak mengalami gangguan, motor diesel tidak mengalami kemacetan.
1.7.1.2.1        Kekurangan-Kekurangan Mesin Diesel:
1.7.1.2.1.1 Karena tekanan kompresi pada mesin diesel lebih tinggi dari padamotor bensin, getaran yang ditimbulkan mesin diesel relatif lebih keras sehingga suara mesin diesel lebih kasar.
1.7.1.2.1.2 Bobot mesin diesel untuk satuan motor yang sama lebih besar karenabahan yang digunakan dalam pembuatan lebih berat untuk mengimbangi kompresi yang lebih tinggi.
1.7.2            Prinsip Kerja Mesin Diesel
Bahan bakar yang di gunakan pada mesin diesel berupa minyak ringan yang memungkinkan dapatterjadi pembakaran sendiri. Dengan adanya proses pembakaranakan menimbulkan tenaga yang akan memberikan reaksi gerak pada piston mesin diesel tersebut. Gerakan piston naik turun akan diteruskan keporos engkol oleh batang penghubung di poros engkol gerakan turun naik akan diubah menjadi gerakan berputar. Gerakan berputar ini akan diteruskan ke dalam reduction agargear box untuk disesuaikan putarannya, kemudian ke poros baling-baling dan ke propeller. Sehingga kapal bergerak menuju arah yang diinginkan.
Cara kerja motor diesel berdasarkan pada dua proses yang berlainan yaitu proses 2 takdan 4 tak (John Lamb,1978:336).
1.7.2.1 Cara kerja mesin diesel 2 tak adalah :
Sumber : (P. Van Maanen, 1990 ;1.14)
Gambar 1 : Siklus Kerja Motor Diesel 2 Tak

Motor bakar yang beroperasi dengan siklus operasi dua Tak digambarkan sebagai berikut menurut P. Van Maanen.1990. Lihat Gambar 1:
1.7.2.2. Langkah penekan :
 saluran masuk dan buang terbuka torak bergerak dari TMB (Titik Mati Bawah) ke TMA (Titik Mati Atas) setelah saluran pemasukan tertutup udara dimampatkan hingga pada akhir langkah kompresi tekanan mencapai 35 atmosfir. Pada saat itu disemprotkan bahan bakarke dalam silinder.
1.7.2.3. Langkah tenaga :
setelah terjadi pembakaran tekanan gas naik menjadi 50 atmosfir tekanan ini mendorong torak dari TMA ke TMB, atau langkah usaha.
1.7.2.3. Langkah – langkah  pembilasan :
                        Sebuah pompa udara diperlukan untuk menyediakan udara bagi pembilasan, pompa udara itu dinamai pompa bilas daya yang di perlukan untuk mengerakkan pompa udara itu di ambil dari daya yang dihasilkan dari mesin itu sendiri. Perbandingan tekanan udara keluar dan masuk pompa udara dinamai “perbandingan tekanan” untuk mesin dua langkah tanpa super carjer, biasanya di pakai pompa bilas dengan perbandingan tekanan.( Aris munandar, koichi tsuda 1990:43)
1.7.2.4.Cara kerja motor diesel 4 tak adalah :
Sumber: J.Trommel Mans,1991
Gambar 2 :  Siklus Kerja Motor Diesel 4 Tak

Pembakaran pada motor diesel terjadi karena bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder terbakar dengan akibat tingginya suhu udara kompresi dalam ruang bakar. Untuk membatu pemahaman tentang prinsip kerja motor diesel (4 tak) (J.Trommel Mans, 1991) ,sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 di atas.
1.7.2.5.Langkah Hisap
Piston (torak) bergerak dari (TMA) ke (TMB), katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam silinder diakibatkan oleh dua hal pertama, karena ruang silinder akibat semakin memperbesar volume karena gerakan torak dari (TMA) ke (TMB), dan keduanya karena katup masuk  yang terbuka.
1.7.2.6.Langkah Kompresi
Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat piston bergerak dari TMB ke TMA udara murni yang terhisap ke dalam silinder saat langkah hisap, dikompresi hingga tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan temperatur 500 – 800 0 C .
1.7.2.7.Langkah Usaha
Poros engkol terus berputar, beberapa derajat sebelum torak mencapai TMA, injektor bahan bakar menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (di atas torak). Bahan bakar yang diinjeksikan dengan tekanan tinggi (150-300 atm) akan membentuk partikel-partikel kecil (kabut) yang akan menguap dan terbakar dengan cepat karena adanya ternperatur ruang bakar yang tinggi (5000-8000C). Pembakaran maksimal tidak terjadi langsung saat bahan bakar diinjeksikan tetapi mengalami keterlambatan pembakaran (ignition delay).Dengan demikian meskipun saat injeksi terjadi sebelum TMA tetapi tekanan maksimum tetap terjadi setelah TMA akibat adanya ketertambatan pembakaran (ignition delay). Proses pembakaran ini akan menghasilkan tekanan balik kepada torak sehingga piston akan terdorong ke bawah beberapa saat setelah mencapai TMA sehingga bergerak dari TMA ke TMB. Gaya akibat tekanan pembakaran yang mendorong piston ke bawah diteruskan oleh batang torak untuk memutar poros engkol. poros engkol inilah yang berfungsi sebagai pengubah gerak naik turun torak menjadi gerak putar yang menghasilkan tenaga putar pada mesin diesel.
1.7.2.8.Langkah Pembuangan
Katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena adanya gaya kelembaban yang dimiliki oleh roda gila (fly wheel) yang seporos dengan poros engkol, maka saat langkah usaha berakhir, poros engkol tetap berputar. Hal tersebut menyebabkan torak bergerak dari TMB ke TMA.Karena katup buang terbuka, maka gas sisa pembakaran terdorong keluar oleh gerakan torak dari TMB ke TMA. Setelah langkah ini berakhir, langkah kerja mesin diesel 4 langkah (4 tak) akan kembali lagi ke langkah hisap. Proses yang berulang-ulang tersebut di atas disebut dengan siklus diesel. (Munandar danTsuda, 2002,11).
1.7.3            Jenis-Jenis Bahan Bakar pada Mesin Diesel
Pada tahun 1982 suatu komisi dari BSI telah disusun suatu spesifikasi untuk bahan bakar kapal (Marine Fuel) dengan judul “BS MA 100:1982”. Dalam spesifikasi tersebut berbagai jenis bahan bakar untuk kapal telah dibagi menjadi 12 klas dinyatakan dengan huruf M (untuk Marine) diikuti dengan sebuah angka yang meningkat dari 1 sampai 12. Klas M1 dan M2 menyangkut bahan bakar distilat, klas M3 s/d M9 menyangkut bahan bakar residu (berat) dengan viskositas yang meningkat, tetapi dengan kesepakatan terbatas. Untuk klas M10, M11 dan M12 tidak diberi batasan terhadap kepekatan.  (P. Van Maanen. 1990:10.1)
1.7.3.1.Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel
Secara sederhana sistem bahan bakar pada motor diesel berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar dengan takaran yang sesuai dengan kerja motor diesel tersebut, skema system bahan bakar di tunjukan pada gambar menurut: (Suharto. 1991:201) adalah sebagai berikut:
Sumber : Suharto. 1991,
Gambar 3 : Skema Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel Utama


1.7.3.2 Tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar berfungsi sebagai tempat penampungan bahan bakar motor diesel.
1.7.3.3 Kran
Kran berfungsi untuk membuka dan menutup aliran bahan bakar dari tangki ke saringan bahan bakar.
1.7.3.4 Saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran atau partikel-partikel kecil yang mengalir bersama bahan bakar, agar bahan bakar yang dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar benar-benar bersih.
1.7.3.5.Pompa injeksi bahan bakar
Mekanisme governor berfungsi untuk mengatur jumlah suplay bahan bakar ke injektor sesuai dengan beban kerja mesin (putaran mesin)
1.7.3.6.Pipa penyalur dan pipa tekanan tinggi
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menaikkan tekanan bahan bakar sehingga bahan bakar mampu mernbuka katup injeksi (melawan pegas penekan katup), sehingga proses penyemprotan bahan bakar dalam selinder berlangsung sempurna (bahan bakar berbentuk kabut/partikel kecil).
1.7.3.7.Injektor
Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam ruang bakar sehingga proses pembakaran dapat berlangsung dengan baik.


1.7.4  Cara kerja pompa penekan bahan bakar
Plunyer bertugas menekan bahan bakar menuju pengabut melalui katup pelepas dan pipa tekanan tinggi.  Bahan bakar ini ditekan oleh plunyer dengan tekanan tinggi.  Pada saat plunyer berada dititik mati bawah bahan bakar mengalir ke dalam silinder melalui lubang pintu pemasukkan ke ruangan penyalur pada bagian atas plunyer.  Pada saat plunyer bergerak ke atas, apabila permukaan dari plunyer bagian atas bertemu dengan bibir atas pintu pemasukkan, bahan bakar mulai mengalir dengan suatu tekanan.  Pada saat plunyer bergerak ke atas lagi, bahan bakar di dalam ruang pengantar mendorong katup pelepas dan keluar melalui pipa tekanan tinggi ke pengabut. (Suharto, 1991)
1.7.5  Perawatan Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel
1.7.5.1 Perawatan tak terduga
            Perawatan yang dilakukan saat terjadi kerusakan yang tak terduga atau tidak direncanakan, salah satu contoh yang sering terjadi adalah tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan oleh kerak–kerak, sehingga dilakukan perawatan tak terduga berupa pembersihan pipa – pipa dan saluran - saluran pendingin yang tersumbat oleh kerak – kerak. (Sukoco.2008,201).
1.7.5.2. Perawatan periodik
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan menurut batas waktu yang ditentukan, dan biasanya mengikuti petunjuk dari buku manual. Perawatan periodik ini biasanya dilakukan setiap 50-250 jam kerja. Adapun jenis-jenis perawatan periodik adalah sebagai berikut :
1.7.5.2.1            Perawatan dan pemeriksaan harian pada saat kapal operasi meliputi :
1.7.5.2.2        Memeriksa jumlah bahan bakar dan persediaan
1.7.5.2.3        Membuang endapan pada tangki harian bahan bakar
1.7.5.2.4       Memeriksa jumlah oli dan persediaan Periksa packing dari sistem air pendingin
1.7.5.2.5      Memeriksa tekanan udara dari botol angin
1.7.5.2.6        Memeriksa sirkulasi air pendingin
1.7.5.2.7        Memeriksa baut-baut, mur dan kebocoran oli
1.7.5.2.8        Memeriksa kebocoran bahan bakar
1.7.6. Perawatan dan Pemeriksaan Setiap 50 Jam pada saat Kapal Operasi :
1.7.6.1. Membuang kotoran dari filter bahan bakar pelumas
1.7.6.2. Memeriksa jumlah bahan bakar pada tangki besar
1.7.6.3. Memeriksa oli di dalam pompa injeksi bahan bakar
1.7.6.4. Membuang kotoran tangki dari udara
1.7.6.1.1.Perawatan dan pemeriksaan setiap 250 jam padasaat kapal operasi:
1.7.6.1.2.Membersihkan filter bahan bakar dan pelumas
1.7.6.1.3.Menganti miyak pelumas
1.7.6.1.4.Menganti minyak pelumas dalam pompa bahan bakar
1.7.6.1.5.Memeriksa bentuk injeksi
1.7.6.2.Perawatan dan pemeriksaan setiap 500 jam pada saat kapal operasi
1.7.6.2.1.Memeriksa waktu ineksi dari bahan bakar
1.7.6.2.2.Memeriksa klep injeksi
1.7.6.2.3.Membongkar dan membersihkan penyaring bahan bakar
1.7.6.3.Perawatan dan pemeriksaan 1000 jam pada saat kapal operasi :
1.7.6.3.1.Memeriksa dan mengganti zing anti korosif
1.7.6.3.2.Membersihkan ruang pembakaran
1.7.6.3.3.Menyekur klep isap dan klep buang
1.7.6.3.4.Memeriksa bagian-bagian dari torak
1.7.6.3.4.Mengganti minyakhidrolik
1.7.6.4. Perawatan penanggulangan
Perawatan penanggulangan adalah kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan pada motor. Kegiatan ini juga sering disebut kegiatan reparasi atau perbaikan. Arti lainnya adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan, yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin selalu siap operasi.
Kegiatan ini seperti reparasi kecil. Adapun tujuan sebenarnya adalah untuk melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan-gangguan atau kerusakan mendadak pada pengoperasian motor atau saat motor tersebut sedang beroperasi, yang mana sifatnya mengganggu, tetapi motor tersebut tetap dapat dioperasikan, sehingga harus diadakan perawatan atau perbaikan secara mendadak. Misalnya kelonggoran pada katup atau gangguan lain pada saat mesin beroperasi. Gangguan pada katup ini dapat kita baca atau ketahui dengan indikator pada suara yang ditimbulkan dari mesin itu sendiri, kenaikan suhu pada air pendingin atau minyak pelumas, warna dari gas buang yang dihasilkan, rasa dari minyak pelumas yang terasa asin dan sebagainya.
 Dari indikator tersebut sehingga dapat diketahui adaya gangguan-gangguan atau kerusakan yang terjadi pada motor, sehingga dapat segera dilakukan penanganan perawatan/perbaikan. Memeriksa jumlah bahan bakar pada tangki bahan bakar dengan caramelihat selang duga yang ada di samping setiap tangki bahan bakar. Apabila diketahui tidak mencukupi maka kita harus menambah jurnlah bahan baka rsesuai kebutuhan dengan cara memompa bahan bakar dari tangki double bottom ke tangki harian. Cara memompa bahan bakar dari tangki double bottom ke tangki harianyaitu sebagai berikut: (P.Van maanen1990:4.43).
1.7.6.4.1. Semua kran saluran bahan bakar dari tangki double bottom sampai tangki harian (salah satu tangki terlebih dahulu).
1.7.6.4.2. Menghidupkan pompa emisi bahan bakar.
1.7.6.4.3. Melihat pada selang duga yang ada di samping tangki harian.
1.7.6.4.4. Setelah volume bahan bakar sesuai yang dibutuhkan buka kran yang menuju tangki harian nomor dua
1.7.6.4.5. Kemudian tutup keran yang menuju tangki harian nomor satu dengan tujuan aliran bahan bakar masuk ke tangki harian nomor dua.
1.7.6.4.6. Membersihkan saringan terhadap debu, air atau endapan lainnya setiap 60 jam. Mengganti elemen saringan dengan yang baru setiap 1.000 jam.
1.7.6.4.7.   Saringan isap pompa bahan bakarSaringan tersebut harus dibersihkan 120 jam.
1.7.6.4.8. Adanya pembuangan di dalam bahan bakar yang sangat mengganggu kelancaran mesin dan saluran menyebabkan mesin sukar distar.
1.7.6.4.9. Memeriksa peryemprotan bahan bakar setiap 250 jam. Namun setiap saat gas buang menunjukkan warna yang tidak normal atau apabila pembakaran berlangsung tidak baik, maka penyemprotan bahan bakar diperiksa setelah 120 jam yang pertama menurut (J. Trommel Mans 1991,183). Melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.7.6.4.10.Pengujian penyemprotan bahan bakar dilakukan dengan mempergunakan alat penguji penyemprot (nozzle tester) dalam hal ini penyemprotan bahan bakar dipasang pada ujung pipa akan dari alat penguji tersebut. Menekan tuas penekannya perlahan-lahan, sementara itu memperhatikan tekanan yang dapat dibaca pada manometer yang terpasang pada alat penguji justru pada saat bahan bakar keluar dari penyemprot bahan bakar. Kalau  penyemprotan tersebut tidak sesuai dengan yang disarankan, maka keadaan tersebut dapat diatasi dengan menyetel pegas pengatur tekanan penyemprotan yang ada pada penyemprotan bahan bakar, dengan prosedur oleh pabrik pembuatnya.
1.7.6.4.11.Pada waktu tuas penekan ditekan perlahan-lahan, maka pada suatu tekanan tertentu penyempotan akan mengeluarkan kabut bahan bakar secara terputus-putus. Pancaran kabut bahan bakar yang tidak normal merupakan bentuk selubung kerucut yang terpecah, terpuntir atau miring ke satu arah.
1.7.6.4.12. Apabila tuas penekan ditekan dengan tiba-tiba, maka penyemprotbahan bakar akan menyemprotkan bahan bakar serupa dengan keadaan yang terjadi di dalam mesin. Penyemprotan bahan bakar yang rusak tidak dapat mengabutkan bahan bakar dalam keadaan tersebut.
1.7.6.4.13. Bahan bakar keluar dalam bentuk titik-titik yang relatif besar,disamping itu akan terlihat bahwa pemutusan pancaran bahan bakar tidak dapat dilakukan sekaligus dan pada ujung penyemprot terlihat adanya tetesan bahan bakar. Bentuk semprotan bahan bakar yang baik dan tidak baik dari penyemprotan yang akan direncanakan bentuk kerucut kabut bahan bakar dengan sudut puncak
1.7.6.4.14. Apabila pengkabutnya tidak baik melepaskan kabut yang ada di dalam nozzle dan mencuci kabut dan nozzle tersebut dengan mesin yang baik. Sesudah itu memasang kembali setelah kedua bagian itu dibasahi dengan minyak diesel (solar). Jika anda membersihkan beberapa penyemprot sekaligus, jangan sampai keliru memasang katub pada nozzle yang lain.
1.7.6.4.15. Kalau nozzle yang telah dibersihkan itu tidak juga menghasilkan pengabut yang baik, sebaiknya nozzle dan kabut tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
1.7.6.4.16. Pada waktu hendak melepaskan penyemprot dari kepala silinder, terlebih dahulu membersihkan bagian-bagian di sekitar penyemprot tersebut sesudah itu melepaskan pipa bahan bakar dari penyemprot dan menutup ujung pipa tersebut. Dan  lubang ke seluruh bahan bakar supaya debu dan kotoran tidak masuk ke dalamnya.
1.7.6.4.17 Melepas penyemprot dari kepala silinder kemudian membersihkan kotoranyang ada pada permukaan kotak antara penyemprot dan kepala silinder supayadebu dan  kotoran tidak masuk ke dalam silinder.
1.7.6.4.18. Membersihkan penyemprot dengan alat tersebut dari bahan yang lunak misalnya kayu

1.8                  METODOLOGI
1.8.1            Data yang Diperoleh
1.8.1.2      Sejarah singkat perusahaan
1.8.1.3      Lokasi perusahaan
1.8.1.4      Stuktur organisasi
1.8.1.5      Data kapal dan data mesin kapal
1.8.1.6      Data perawatan kapal
1.8.1.7      Jurnal kamarmesin
1.8.2            Cara Pengumpulan Data
1.8.2.2      Pengamatan (observasi)
            Pengamatan yaitu pengumpulan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari bahwa suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 2003:63)
1.8.2.3      Wawancara (interview)
          Metode Interview yaitu suatu metode pengumpulan data yang diperlukan dengan cara bertanya langsung pada orang yang menguasai bidang yang akan diangkat sebagai bahan laporan, dalam hal ini penanya dapat mendengar, menyimak dan mencatat secara langsung dari narasumber (Mardalis, 2003:64)



1.8.2.4      Dokumentasi/ Kepustakaan
          Dokumentasi adalah suatu upaya mengumpulkan data yang kita peroleh dari data yang berkaitan dengan obyek penelitian seperti data perusahaan, lembaga, kapal dan lain-lain (Mardalis, 2003:67).
1.8.3            Cara Menganalisa Data
Penganalisaan data yang penulis gunakan pada saat pratek kerja dilakukan dengan analisa deskriptif yaitu mengadakan analisa yang diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu persoalan yang dialam isehingga akan memberikan gambaran untuk menarik kesimpulan. (Mardalis, 2003:63).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages